Motor injeksi sekarang memang sedang naik daun dengan performa lebih
baik daripada sebelumnya, memiliki banyak sekali keunggulan yang diantaranta
irit bahan bakar menjadi pilihan utama masyarakat indonesia pada umumnya untuk
beralih ke mesin injeksi, namun perlu diwaspadai karena kita sering mengabaikan
hal-hal kecil penyebab kerusakan injeksinya. Nah untuk mengetahuinya mongggo
silahkan dibaca sampai tuntas.
Salah
satu penyebab kerusakan injeksi bahan bakar yang pertama adalah penggunaan
premium dengan kualitas yang buruk dikarenakan sulitnya mendapatkan premium
dengan kualitas yang baik terutama untuk daerah yang sedikit terpencil,
sehingga banyak yang coba mengaplikasi octane booster agar performa mesin bisa
lebih baik kayak pakai Pertamax atau bensin beroktan setara. Memang sih, tidak
masalah juga, namun ternyata berdasarkan hasil riset pabrikan, ada beberapa
peningkat oktan BBM yang dalam jangka waktu lama dapat mengacaukan kinerja FI.
Sebenarnya
gak ada larangan menggunakannya (octane booster). Asalkan pastikan dulu kalau produk tersebut berfungsi
dengan benar. Maksudnya efektif untuk meningkatkan oktan, namun tidak
menimbulkan residu saat larut dalam bensin. Karena biasanya zat pewarna
yang dipakai akan tertingal di filter sehingga membuat aliran bensin tersumbat.
Parahnya lagi bila mengerak di dinding dalam
pipa dan injektornya. Kalau sampai mengerak di saluran injektor, lanjut
Abidin, spray quality-nya (kualitas semprotan) bakalan kurang mengabut sempurna
alias masih dalam bentuk partikel yang besar. Meski volumenya sesuai. Sehingga
jadi akan sulit dimixing (dicampur) dengan udara, yang efeknya membuat
pembakaran jadi kurang sempurna.
Ciri-ciri yang kerap ditemui jika sampai
terjadi hal tersebut antara lain mesin jadi susah dinyalakan, lari motor
ndut-ndutan atau mbrebet, konsumsi bensin boros, emisi gas buang buruk dan
performa mesin ngedrop.
Selain itu, tak sedikit pula para pemilik
motor jenis ini ketika ingin meningkatkan performa dapur pacunya, filter udara
lantas dilepas. Dengan sasaran untuk mendapatkan debit udara yang lebih banyak
setelah suplai bahan bakar ditambah lewat penyetelan CO. Terutama di Yamaha
V-Ixion.
Dengan tidak adanya filter, otomatis udara
yang umumnya bercampur debu akan masuk ke dalam throttle body hingga ke ruang
bakar tanpa ada penyaringan. Akibatnya bisa ditebak, kotoran tersebut bisa
nempel di dalam throttle body (TB) yang lama-lama akan menjadi kerak atau
membuat dinding silinder baret.
Nah, jika sampai kerak tersebut bersarang di
lubang TB, terutama di seputar katup kupu-kupu, akan membuat gerak katup
tersebut jadi terganjal. Akibatnya, stasioner mesin jadi tidak rata
(kasar/bergetar) atau suka meninggi sendiri. Semoga bermanfaat.
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon